Foto: Corbis
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan business plan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) selesai pada Oktober 2010.
Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menyatakan, merupakan pijakan bagi pemerintah untuk memutuskan langkah kebijakan kerja sama PT Inalum dengan Jepang.
“Kita akan putuskan sikap pemerintah paling cepat bulan Oktober, karena Oktober diharapkan sudah selesai business plannya,” kata Hidayat di Jakarta, Kamis (29/4/2010).
Perumusan business plan ini, lanjut Hidayat, dilakukan oleh tim teknis yang diantaranya terdiri dari BUMN, Otorita Asahan, dan Kemenperin. Di mana tim teknis ini, akan mengeluarkan hasil kajian bisnis mereka yang menguntungkan buat negara.
“Mereka akan menilai mana yang lebih menguntungkan dari segi bisnis, diambil alih atau tetap menjalin kerja sama,” ujarnya.
Hidayat menjelaskan, tim teknis juga akan membuat perbaikan kesepakan-kesepakan yang lebih menguntungkan bagi negara, apabila keputusannya tetap melakukan kerja sama dengan Jepang. “Semuanya akan dibuat untuk menguntungkan negara,” terangnya. (Sandra Karina/Koran SI/ade)
Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menyatakan, merupakan pijakan bagi pemerintah untuk memutuskan langkah kebijakan kerja sama PT Inalum dengan Jepang.
“Kita akan putuskan sikap pemerintah paling cepat bulan Oktober, karena Oktober diharapkan sudah selesai business plannya,” kata Hidayat di Jakarta, Kamis (29/4/2010).
Perumusan business plan ini, lanjut Hidayat, dilakukan oleh tim teknis yang diantaranya terdiri dari BUMN, Otorita Asahan, dan Kemenperin. Di mana tim teknis ini, akan mengeluarkan hasil kajian bisnis mereka yang menguntungkan buat negara.
“Mereka akan menilai mana yang lebih menguntungkan dari segi bisnis, diambil alih atau tetap menjalin kerja sama,” ujarnya.
Hidayat menjelaskan, tim teknis juga akan membuat perbaikan kesepakan-kesepakan yang lebih menguntungkan bagi negara, apabila keputusannya tetap melakukan kerja sama dengan Jepang. “Semuanya akan dibuat untuk menguntungkan negara,” terangnya. (Sandra Karina/Koran SI/ade)